Laman

Sabtu, 28 Mei 2011

Menganalisis Kualitas Air Suatu Kolam atau Tambak

Bagi para pembudidaya ikan, menganalisis kualitas air pada suatu kolam atau tambak yang digunakan sebagai kegiatan budidaya sangatlah penting.

Air adalah faktor terpenting yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu budidaya ikan atau udang. Sebab air sendiri merupakan media hidup organisme budidaya tersebut. Pengukuran kualitas air harus dilakukan secara rutin serta menggunakan dua metode yaitu secara horizontal dan vertikal. Adapun secara horizontal dapat dengan cara mengambil sampel air pada permukaan kolam atau tambak ditempat yang berbeda. Sedangkan cara vertikal yaitu mengambil sampel air pada kedalaman tertentu.

Parameter yang diukur kualitasnya bibagi menjadi tiga aspek yaitu parameter fisika, parameter kimia, dan parameter biologi.

Praktikum lapang yang akan kami lakukan untuk menganalisis kualitas air suatu perairan mengambil empat lokasi yang berbeda.

Yaitu Balai Induk Udang Galah, Waduk Lahor, Sub Raiser Ikan Hias Air Tawar dan Tambak Udang Vannamei. Adapun pembahasaan guna menganalisis kualitas airnya akan saya awali dari lokasi Balai Induk Udang Galah

Balai induk udang galah ini terletak pada Kabupaten Pasuruan. Adapaun lokasi air sampel yang kami ambil terletak pada pintu masuk sebelah kiri. Dari data yang kami peroleh di atas, suhu cukup tinggi karena pengambilan sampel dilakukan pada siang hari saat sinar matahari cerah dan faktor yang langsung berpengaruh pada tinggi rendahnya suhu perairan adalah sinar matahari. Menyebabkan kandungan oksigen dalam perairan tidak terlalu rendah karena dengan sinar matahari yang masuk dalam perairan maka proses fotosintesis akan berjalan optimal dan oksigen yang di hasilkan cukup tinggi untuk mencukupi kebutuhan ikan yang di budidayakan sehingga pada Balai Induk Udang Galah Pandaan ini tidak di perlukan adanya aerasi tambahan yang biasanya diberikan saat kandungan oksigen dalam perairan rendah dan tidak mencukupi kebutuhan ikan dan menyebabkan gangguan bahkan kematian.

Jumlah karbon di perairan hasil dari respirasi ikan juga mempengaruhi derajad keasaman perairan. Untuk pH produktif memiliki kisaran 6-8, dan pada pengukuran pH air masuk dalam kisaran pH produktif yang baik untuk pertumbuhan ikan yang di budidayakan. Balai Induk Udang Galah merupakan budidaya air tawar maka salinitas air adalah 3 ‰. Dan untuk kecerahan perairan yang mencapai 33cm menunjukkan kecerahan yang relatif dan baik untuk ikan yang dibudidayakan karena pakan alami yang ada dalam perairan sangat cukup. Oksigen yang terlarut (DO) 5,08 , DO sangat mempengaruhi phytoplankton yang tumbuh dalam perairan tersebut sehingga apabila DO tinggi maka perairan tersebut kaya akan phytoplankton.

Jadi pada lokasi awal kami praktikum yaitu Balai Induk Udang Galah, dapat kami ambil kesimpulan bahwa kolam pada lokasi ini sangat baik untuk dilakukan kegiatan budidaya.

Adapun lokasi yang belum dibahas mengenai kualitas airnya akan kami posting pada artikel berikutnya.

Balai Induk Udang Galah, Pandaan

Incoming search terms:

  • pengukuran parameter fisika dan kimia air
  • parameter fisika kualitas air
  • cara mengukur ph air kolam
  • menganalisis kualitas air pada suatu kolam atau tambak pada lokasi yang berbeda
  • parameter kualitas air
  • parameter kualitas air kolam
  • oksigen dalam air kolam ikan
  • parameter kualitas air tambak
  • CARA oksigen masuk perairan
  • cara oksigen masuk ke dalam perairan

Sabtu, 30 April 2011

berbisnis ria di internet

untuk minggu ini, gue gak akan bahas tentang ternak. gue pengen ngebahas tentang meraup dolar di internet. loe gak akan rugi.

caranya, buka :
1. www.awsurveys.com trus "create a new acount".
2. lalu isi data anda. sebelum itu, kalian juga harus punya paypal. daftar aja di paypal.com
3. setelah kalian daftar, kalian bisa langsung dapaet dollar dengan melakukan survey yang diberi oleh awsurveys.

SELAMAT MENCOBA!!!!

Sabtu, 23 April 2011

potensi kepiting bakau

Tahapan dan Teknik Bertambak Kepiting Bakau

1. Memilih Metode Tambak

Metode budidaya kepiting bakau yang sesuai dengan kondisi lahan rawa di Kabupaten Tanjab Barat ini, adalah menggunakan sistem hamparan tambak dalam ukuran luas tertentu, dengan penebaran 5 ekor bibit kepiting bakau/m2. Namun untuk mencari bibit yang jumlahnya sampai ribuan ekor sekaligus, sesuai dengan ukuran luas tambak, rasanya tidak mungkin. Maka untuk mencapai jumlah penebaran bibit itu dilakukan secara bertahap, dan cara memanennyapun secara selektif pula.

2. Cara Memperoleh Bibit

Keberhasilan suatu budidaya kepiting bakau di samping ditunjang teknik budidaya yang handal, tersedianya bibit juga sangat menentukan. Untuk usaha budidaya penggemukan kepiting ada cara untuk memperoleh bibit, yaitu: Para pemancing menjual kepada pedagang pengumpul, yang kemudian oleh pedagang pengumpil diseleksi sesuai dengan ukuran yang sudah ditentukan. Untuk ukuran konsumsi langsung dijual kepada petani pembudidaya. Biasanya ukuran bibit kepiting bervariasi antara 100 – 200 gr. Harga bibit kepiting bakau bervariasi antara Rp. 2.000,00-Rp.3.000,00 per ekor.

3. Pemberian Pakan

Kepiting bakau termasuk hewan Carnivora (pemakan daging). Bahan pakan untuk kepiting mudah didapat. Pakan kepiting bakau berupa ikan rucah, siput, wideng, dll.Pemberian pakan dilakukan 2-3 kali sehari, yaitu: pagi, sore dan malam hari. Adapun dosis pemberian pakan antara 5 – 15% dari perkiraan berat badan kepiting bakau yang dipelihara.

4. Pemanenan dan Cara Pengemasannya

Masa pemeliharaan penggemukan kepiting bakau relatif singkat atau juga tergantung dari awal penebaran bibit. Untuk bibit ukuran 100 gram dalam masa pemeliharaan 1,5 – 2 bulan sudah bisa mencapai ukuran konsumsi (3–4 ekor/kg). Namun apabila awal sudah mempunyai berat lebih dari 200 gram, maka masa pemeliharaan bisa lebih singkat. Petani memanen kepiting bakau dilakukan secara selektif yaitu dengan cara memancing dan memisahkannya antara kepiting bakau yang gemuk dan matang telur.

Kepiting bakau yang sedang matang telur mempunyai harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Kepiting bakau sebelum diikat diletakkan ke dalam air bersih beberapa saat. Setelah itu kepiting bakau baru diikat kakinya dengan tali raffia atau karet, kemudian dimasukkan ke dalam keranjang atau tempat lainnya yang diberi alas bawah dan penutup atasnya dari handuk atau kain basah sebagai pelembab. Sehingga dengan demikian, kulit kepiting bakau tidak dapat mengeras kembali sampai dikonsumsi.

5. Pemasaran

Pemasaran kepiting bakau konsumsi belum ada permasalahan. Bahkan permintaan pasar belum terpenuhi, karena produksi kepiting bakau sampai saat ini masih menghandalkan hasil tangkapan. Pemasarannya bisa dilakukan di pasar, toko swalayan, pedagang pengumpul (depol) atau pengusaha rumah makan yang menyediakan sea food. Mengenai harga pada umumnya bervariasi tergantung di mana dipasarkan. Di pasar lokal harga berkisar Rp. 35.000,00 pr kg untuk size 3 atau size 4 (isi 3 sampai 4 ekor per kg). Harga jual di Singapura, Hongkong dan Pulau Batam mencapai Rp. 20.000,00 per ekor. Sedangkan untuk kepiting bakau matang telur harga sampai berkisar Rp. 70.000,00 per kg.

Kesimpulan

Dengan memahami potensi usaha tambak kepiting bakau di lahan-lahan rawa di Kabupaten Tanjab Barat yang sangat prospektif, terutama untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan daerah, di samping pemanfaatan lahan-lahan tidur menjadi lahan produktif, maka dipandang sangat tepat dan sangat diharapkan sekali jika pemerintah daerah Kabupaten Tanjab Barat segera memprogramkan pertambakan kepiting bakau tersebut yang didahului dengan pengadaan pilot project , sebagai upaya percepatan pertambakan rakyat di seluruh Kabupaten Tanjab Barat. Diharapkan program ini menjadi program unggulan (core competence) daerah yang dapat menaikkan nilai tambah ekonomi dan daya saing daerah yang tinggi.

Oleh: Fathullah
Peneliti CIDES INDONESIA

http://www.pemkab-tanjungjabungbarat.go….

Lingkungan hidup Ikan Nila Merah

Lingkungan hidup Nila Merah.

Seperti ikan air tawar pada umumnya, Nila Merah hidup di tempat –tempat yang airnya tidak dalam dengan arus air yang tidak begitu deras. Di danau-danau atau sungai-sungai, nila merah lebih suka menempati daerah tepi yang dangkal.

Meskipun tergolong ikan bersisik, nila merah kurang suka menentang arus. Akan tetapi nila merah dapat pula dibiasakan hidup di perairan yang airnya mengalir. Bahkan di perairan yang berarus deras sekalipun nila merah mampu hidup dengan baik. Di danau-danau atau waduk-waduk yang airnya dalam dapat digunakan untuk memelihara nila merah, yaitu dengan menggunakan jala apung (floating net). Nila merah juga dapat dipelihara dengan baik dalam keramba di sungai-sungai.

Nila merah termasuk golongan ikan tahan banting, karena tidak banyak menuntut persyaratan air sebagai media (lingkungan) hidupnya. Ikan ini mampu bertahan hidup di perairan yang kondisinya sangat jelek, walaupun beberapa jenis ikan lain tidak dapat dipelihara di dalamnya. Akan tetapi, nila merah akan tumbuh normal apabila hidup pada perairan yang memenuhi persyaratan ideal.

Sebagai organisme air, nila merah memerlukan kadar oksigen terlarut yang tersedia di dalam air. Kadar oksigen yang cukup baik untuk nila merah berkisar 3 – 5 ppm, sedangkan derajat keasamanya (pH) 6,5 – 8,5. Sebaliknya, bahan-bahan racun, seperti CO2, H 2S , NH 3 (amoniak) dan lain-lain yang terlarut dalam air akan menghambat pertumbuhan nila merah. Pada konsentrasi yang cukup tinggi, bahan racun tersebut dapat mematikan. Keadaan konsentrasi CO 2 yang masih dapat ditolerir oleh nila merah antara 15 – 30 ppm. Sedangkan untuk NH 3 dan H2S tidak lebih dari 2 ppm.

Keadaan suhu air yang optimal untuk nila merah adalah 25°C– 28° C. Perubahan (fluktuasi) suhu yang terlalu tinggi dapat mengganggu kelangsungan hidup nila merah. Kehidupan nila merah mulai terganggu pada suhu di bawah 14 °C ataupun di atas 38° C. Nila merah akan mati pada perairan yang suhunya di bawah 6° C atau di atas 42° C. Fluktuasi suhu harian yang cukup baik untuk nila merah adalah kurang dari 15° C. Keadaan ini juga masih dianggap baik untuk semua jenis ikan air tawar.

Nila merah dapat menyesuaikan diri terhadap perairan yang kadar garamnya tinggi. Meskipun tidak dapat berkembang-biak, nila merah dapat tumbuh dengan baik pada perairan yang kadar garamnya 35%0 Nila merah jantan lebih toleran terhadap perubahan kadar garam (salinitas). Demikian pula benih nila merah lebih cepat menyesuaikan diri terhadap kenaikan kadar garam. Tetapi kadar garam yang optimal untuk budidaya nila merah berkisar antara 0%0 – 10%0.

Senin, 18 April 2011

prospek ternak bebek yang mengagumkan

Beternak Bebek

Bisnis budidaya bebek memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Apalagi jika budidaya dilakukan secara intensif dalam arti tidak hanya dilakukan sebagai kegiatan sambilan. Selain memiliki peluang bagus untuk dikembangkan karena permintaan yang makin tinggi dari masyarakat untuk konsumsi telur dan daging, peternakan itik membutuhkan pakan, khususnya sumber protein yang efisien.

Bebek di Indonesia awalnya berasal dari Jawa. Sementara di Inggris dikenal dengan nama Indian Runner (Anas javanica). Berbagai jenis bebek lokal dikenal penamaannya berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan sifat morfologis. Mungkin Anda pernah mendengar nama-nama bebek seperti bebek Alabio (dari Kalimantan Selatan), itik Tegal dan bebek Mojosari dan bebek Maros.

Umumnya usaha peternakan itik ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.

Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).

Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun. Produksi telur rata-rata bebek lokal berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, bebek alabio memiliki produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68 minggu.

Pengembangan dan pemeliharaan bebek potong agar tercapai efisiensi pemanfaatannya menurut D.L Satie (1991) seperti dikutip Majalah Poultry Indonesia Online, dapat menggunakan bebek yang telah lewat masa produksinya maupun bebek jantan. Hal ini dimaksudkan karena bebek jantan mempunyai beberapa keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya. Sementara untuk harga bibit, bebek jantan lebih murah jika dibandingkan bebek betina, karena msyarakat selama ini hanya mengenal dan memetik keuntungan dari bebek betina sebagai petelur.

Masih menurut Satie, pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.


di kutip dari :

http://www.infoternak.com/prospek-ternak-bebek-1

Sabtu, 09 April 2011

back again

udah lama gak update blog gue.
maaf banget, lagi sibuk ngurusin kerja yang gak karuan.
untuk postingn sekarang, gue mau sharing aja. buat yang hoby ternak ikan, prospek yang bagus pelihara ikan apa ya???
please share ya.

gimana dengan posting ini?