Laman

Kamis, 11 Februari 2010

Ternak Ikan Bandeng

Mengenal Ikan Bandeng

Oleh: AsianBrain.com Content Team

Bandeng (Latin: Chanos chanos atau bahasa Inggris: milkfish) adalah sebuah ikan yang merupakan makanan penting di Asia Tenggara. Ikan ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam familia Chanidae (kurang lebih tujuh spesies punah dalam lima genus tambahan dilaporkan pernah ada).

Ikan ini hidup di Samudra Hindia dan menyeberanginya sampai Samudra Pasifik. Cenderung bergerombol di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di laut untuk 2 - 3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau, daerah payau, dan kadangkala danau-danau. Ia baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.

Bandeng merupakan hewan air yang bandel, artinya dapat hidup di air tawar, air asin maupun air payau. Selain itu, ikan ini relatif tahan terhadap berbagai jenis penyakit yang biasanya menyerang hewan air.

Sampai saat ini sebagian besar budidaya ikan ini masih dikelola dengan teknologi yang relatif sederhana dengan tingkat produktivitas yang relatif rendah. Jika dikelola dengan sistim yang lebih intensif, produktivitas ikan ini dapat ditingkatkan hingga 3 kali lipatnya.

Dari aspek konsumsi, bandeng adalah sumber protein yang sehat. Ia merupakan sumber protein yang tidak mengandung kolesterol. Berbagai produk olahannya antara lain dengan di presto, di asap,atau dijadikan otak-otak. Selama sepuluh tahun terakhir permintaan ikan ini meningkat dengan 6,33% rata-rata per tahun, tetapi produksi hanya meningkat dengan 3,82%.

Budidaya bandeng tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, baik air kotor maupun bau amis. Pemeliharaan ikan yang sehat mensyaratkan air dan tambak yang bersih serta tidak tercemar.

Meski demikian, ikan ini termasuk salah satu komoditi perikanan yang mudah rusak, yang diakibatkan karena komposisi gizinya. Disamping itu, ikan bandeng juga merupakan bahan pangan yang banyak digemari masyarakat karena luasnya kemungkinan dalam pengelolaannya.

Ikan muda ini dikumpulkan dari sungai-sungai (disebut nener) dan diternakkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh dengan sangat cepat. Setelah cukup besar bandeng biasanya dijual segar atau beku, serta dikukus atau diasap.

Bandeng bakar

Ikan ini disukai sebagai makanan karena rasanya gurih, rasa daging netral (tidak asin seperti ikan laut) dan tidak mudah hancur jika dimasak. Kelemahannya ada dua: dagingnya 'berduri' dan kadang-kadang berbau 'lumpur'/'tanah'.

Duri bandeng

Ini sebenarnya adalah tulang dari ikan. Duri ini mengganggu kenikmatan dalam memakan dagingnya. Gangguan ini dapat diatasi dengan penggunaan panci bertekanan tinggi (presto atau autoklaf) dalam waktu tertentu, sehingga duri ini menjadi lunak dan dapat dihancurkan jika dikunyah.

Bau lumpur

Bau lumpur pada bandeng banyak dialami pada ikan yang diambil dari tambak. Jenis ikan ini jika dipelihara di karamba, hampir tidak berbau. Bau lumpur dapat diatasi dengan merendam ikan setelah dibersihkan dalam larutan cuka (dua sendok makan) selama sekitar setengah jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gimana dengan posting ini?